Persiapan ban serep wajib 1(satu) buah, bensin tidak wajib.
Didasari pengalaman Palangka Raya - Pontianak via Trans Kalimantan episode-1, kali ini pada episode-2 kami membekali diri dengan 2(dua) buah ban serep.
Driver / Writer
Driver assistant
Perjalanan dimulai dari Palangka Raya pada tanggal 26 Juli 2014 pukul 05.30 WIB, posisi BBM full tank.
Lebih kurang pukul 08.30 kami memasuki kota Sampit. Untuk menjaga ketersediaan BBM tetap full tank, kami mengisi BBM di SPBU yg ada di luar kota Sampit menuju arah Pangkalan Bun sebanyak 18,5 liter.
Dari +/- 1.045 km, 99,5% kondisi jalan mulus seperti ini
Pukul 12.15 kami sudah berada di Simpang Runtu, di SPBU yg terdapat dipersimpangan tersebut kami ngantri lebih kurang 45 menit (hitung² sambil istirahat meluruskan tubuh) mengisi BBM, dengan 14,6 liter tanki BBM sudah full.
Sejauh ini perjalanan lancar, hanya beberapa bagian jalan disekitar Pangkalan Banteng - Pangkalan Lada kondisi jalan dalam perawatan, tapi tidak begitu berarti untuk mengganggu kenyamanan perjalanan kami.
Pukul 13.30 WIB Perjalanan kami lanjutkan dari Simpang Runtu menuju Nanga Bulik - Kudangan-Tapal Batas Kalteng/Kalbar. Keluar dari Nanga Bulik menuju Perbatasan kami mulai meningkatkan kewaspadaan karena di daerah ini lah pengalaman ban robek terjadi pada Agustus 2013. Ternyata semua badan jalan pada route ini sudah teraspal mulus, kalau pada tahun lalu (Agustus 2013) ada 28 jembatan darurat, kini hanya tinggal 13 buah jembatan darurat karena jembatan utama sedang dibangun. Pukul 17.15 kami tiba diperbatasan Kalbar/Kalteng. Rencana nginap di Kudangan kami batalkan krn hitung² hanya akan menambah cost saja dan kondisi tubuh masih segar sehingga kami memutuskan untuk istirahat di Warung Bapa Gray yg ada di tapal batas Kalteng/Kalbar.
Di dalam kendaraan
Setelah merasa cukup istirahat, pukul 01.00 WIB dini hari kami melanjutkan perjalanan meninggalkan wilayah Kalteng untuk memasuki wilayah Kalbar, kami berani melakukannya krn persediaan ban serep 2(dua) buah masih utuh, jalan dalam keadaan mulus untuk dilalui dan persediaan BBM masih cukup untuk sampai matahari terbit, pukul 08.15 WIB kami sampai di penyeberangan Tayan dan kebetulan tidak ada antrian jadi kami langsung bisa masuk Ferry KM.Saluang dan segera mengantarkan kami keseberang untuk memasuki wilayah kota Pontianak.
KMP. Saluang
Karena jarak dari Tayan - Pontianak hanya +/- 113 km dan jalan dalam keadaan mulus kami merasa sudah sampai di Pontianak sehingga kami berjalan santai mencari tempat cuci mobil dan tempat mengisi perut untuk mengembalikan tenaga setelah menjalani perjalanan sejauh lebih kurang 1.045 km.
KESIMPULAN : Jalan dari Palangka Raya - Pontianak semua sudah teraspal mulus, hanya ada 13 jembatan di wilayah Kalteng antara Nanga Bulik - Kudangan sedang dalam tahap pembuatan sehingga harus melewati jembatan darurat yg tidak ada permasalahan untuk dilalui, serta harus menyeberang menggunakan Ferry KMP. Saluang dan KMP. Gunung Palung (Ferry nya di rotasi) di wilayah Kalbar (Jembatan Tayan dalam pengerjaan).
Mudahan info ini bermanfaat untuk bp / ibu / sdr yang akan melakukan perjalanan pada route tersebut. Ban serep dua buah ikut lega karena dia bisa tidur nyenyak di tempatnya tanpa harus bekerja sebagai mana diperuntukkan.
Pontianak, akhir agustus 2014.
Tanjung Bajau Pasir Panjang Singkawang